Dari Rib'i bin Hirasy berkata : "Uqbah bin 'Amr
berkata kepada Hudzaifah : "Tidakkah kamu bercerita kepada kami sesuatu yang
kamu dengar dari Rasulullah saw. ?" Ia menjawab : "Sesungguhnya sava mendengar
beliau bersabda : "Sesungguhnya apabila Dajjal keluar, maka ia membawa air dan
api". Adapun sesuatu yang dipandang oleh manusia bahwa sesuatu itu api maka
sesungguhnya sesuatu itu air dingin, dan sesuatu vang dipandang oleh manusia
bahwa sesuatu itu air maka sesungguhnva sesuatu itu api yang membakar.
Barangsiapa di antaramu yang menjumpai, maka hendaklah ia menempatkan diri pada
rang dipandang bahwa sesuatu itu api, karena sesungguhnya dia adalah air dingin
(sejuk)". Hudzaifah berkata . "Saya mendengar beliau bersabda: "Sesungguhnya ada
seorang laki-laki sebelum kamu didatangi oleh malaikat untuk mencabut ruhnya,
lalu ditanyakan kepadanya : "Apakah kamu mengetahui kebaikanmu?". Ia menjawab :
"Saya tidak tahu". Dikatakan kepadanya : "Lihatlah". Ia berkata : "Saya tidak
tahu sesuatu, hanya saja pernah berbai'at kepada manusia di dunia, dan aku
membalas mereka lalu saya memberi tangguh kepada orang kaya dan membebaskan
kepada orang yang kesulitan. "Lalu Allah memasukkannya ke sorga". Ia berkata :
"Saya mendengar beliau bersabda : "Sesungguhnya seorang lakilaki hampir
meninggal. Ketika ia putus asa terhadap hidupnya, ia berpesan kepada keluarganya
: "Apabila saya mati, maka kumpulkanlah kayu bakar yang banyak dan nyalakanlah
api padanya, sehingga apabila api itu telah membakar daging dan tulangku, maka
ambillah dan tumbuklah. Kemudian carilah hari yang berangin keras dan
taburkanlah ke sungai". Maka mereka melaksanakannya, lalu Allah menghimpunnya
dan bertanya kepadanya: "Kenapakah kamu perbuat itu semua ?" Ia menjawab :
"Karena takut kepadaMu" maka Allah mengampuninya. Uqbah bin Amr berkata : "Saya
mendengar beliau menyabdakan hal itu dan orang tersebut tukang gali". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari 'Uqbah bin Abdul Ghafir dari Abu Sa'id Al
Khudri ra. dari Nabi saw. bahwasanya seorang yang sebelummu diberi kenikmatan
harta oleh Allah. Ketika ia akan meninggal ia berkata kepada anak-anaknya : "Aku
ini ayah macam apa bagimu ?". Mereka menjawab : "Ayah yang terbaik". Ia berkata
: "Sesungguhnya saya tidak pernah berbuat baik, apabila aku meninggal maka
bakarlah sava, kemudian hancur luluhkan dan taburkanlah pada hari yang berangin
kencang". Maka mereka melakukannya. Lalu Allah Azza wa jalla menghimpunnya dan
berfirman : "Apakah yang membebani kamu ?" Ia menjawab : "Takut kepadaMu". Maka
Allah memberikan rahmatNya". (Hadits ditakhrij oleh
Bukhari).
Dari Rib'i bin Hirasy berkata : "Uqbah bin Amr A1
Anshari berkata kepada Hudzaifah : "Tidakkah kamu bercerita kepada kami akan
sesuatu yang kamu dengar dari Nabi saw. ?" Ia menjawab : "Saya mendengar beliau
bersabda : "Sesungguhnya seseorang yang hampir mati, ketika ia putus asa dari
hidup ia berpesan kepada keluarganya : "Apabila saya mati maka kumpulkanlah kayu
yang banyak untukku. Kemudian nyalakan api, sehingga apabila api itu telah
memakanku (membakarku) dan terus sampai ke tulangku maka ambillah dan tumbuklah
dan tebarkanlah di dalam sungai pada hari yang panas atau hari yang berangin.
Lalu Allah menghimpunnya dan berfirman : "Kenapakah kamu memperlakukan ini ?" Ia
menjawab : "Karena takut kepadaMu". Maka Dia mengampuninya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau
bersabda : "Ada seseorang yang keterlaluan terhadap dirinya. Ketika menjelang
mati ia berkata kepada anak-anaknya : "Jika saya mati bakarlah saya, remukkanlah
saya kemudian taburkanlah saya di angin. Demi Allah jika Tuhanku mampu
terhadapku niscaya Dia menyiksaku dengan siksaan yang tidak ditimpakan kepada
orang lain". Ketika ia meninggal, hal itu dilaksanakan terhadapnya. Tiba-tiba ia
dapat berdiri (setelah dihidupkan lagi) lalu Allah berfirman : "Apakah yang
mendorongmu untuk berbuat demikian itu ?" Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, yang
mendorong adalah ketakutanku kepadaMu". Lalu Allah mengampuninya". Selain Abu
Hurairah berkata : "Takut kepadaMu wahai Tuhan-ku" (Hadits di takhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda : "Seorang laki-laki yang tidak pernah berbuat kebaikan berkata :
"Apabila ia meninggal maka bakarlah ia dan tebarkanlah separohnya di lautan,
maka demi Allah jika Allah mampu atasnya niscaya Dia menyiksanya yang tidak
pernah ditimpakan kepada seseorangpun di dunia. Maka Allah memerintahkan kepada
lautan lalu mengumpulkan apa yang ada didalamnya, dan memerintahkan daratan lalu
mengumpulkannya. Kemudian Allah berfirman : "Kenapakah kamu berbuat (demikian)
?". Ia menjawab : "Karena takut kepadaMu sedang Kamu lebih mengetahui" maka Dia
mengampuninya". (Hadits ditakhrij oleh
Bukhari).
Dari Abu Said ra. dari Nabi saw. bahwasanya belaiu
menuturkan seorang laki-laki yang telah lampau atau orang yang sebelummu
mengatakan suatu perkataan yakni ia diberi anak dan harta benda oleh Allah.
Ketika-mati hampir tiba, ia berkata kepada anak-anaknya : "Ayah macam apa saya
ini bagimu ?". Mereka menjawab : "Sebaikbaik ayah". Ia-berkata : "Sesungguhnya
ia tidak menyimpan atau menanam kebaikan di sisi Allah. Jika Kuasa atasnya
niscaya Dia menyiksanya. Maka perhatikanlah.
Jika saya mati maka bakarlah saya, sehingga bila
saya telah menjadi arang (abu) lumatkanlah saya, atau ia berkata : "Hancurkanlah
saya. Jika ada hari yang berangin ribut, taburkanlah saya- padanya". Nabi saw.
bersabda : "Ia mengambil perjanjian mereka atas yang demikian itu. Demi Tuhanku,
mereka melaksanakannya kemudian menaburkan pada hari yang berangin
ribut".
Allah Azza wa Jalla berfirman : "Jadilah" tiba-tiba
ia menjadi seorang yang berdiri, lalu Allah berfirman : "Hai hambaKu apakah yang
mendorongmu untuk melakukan apa vang telah kamu lakukan itu ?". Ia menjawab :
Takut kepadaMu atau untuk berpisah dari padaMu". Beliau bersabda : "Ketika Tuhan
bertemu dengannya, Dia memberikan rahmat". Beliau bersabda pada lain kali : "Dia
tidak menjumpainya selain dengan rahmat". (Hadits
ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau
bersabda : "Seorang laki-laki berlebih-lebihan terhadap dirinya. Ketika hampir
meninggal, ia pesan kepada anak-anaknya, dengan berkata : "Jika saya mati maka
bakarlah saya kemudian lumatkanlah. Kemudian taburkanlah saya di lautan. Demi
Allah jika Tuhan mampu atasKu niscaya Dia menyiksaku dengan siksaan yang belum
pernah ditimpakan pada seseorangpun". Mereka mengerjakannya. Allah berfirman
kepada bumi : "Tunaikanlah apa yang kamu ambil". Tibatiba ia berdiri (hidup
lagi = pen). Allah berfirman kepadanya : "Apakah yang mendorongmu berbuat
(berpesan) seperti itu ?" Ia menjawab : "Takut kepadaMu wahai Tuhanku" atau
"ketakutan kepadaMu". Maka Allah mengampuninya karena (alasan) itu. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda : Seseorang berlebih-lebihan terhadap dirinya, sampai
ketika mati hampir datang kepadanya, ia berkata kepada keluarganya : "Apabila
saya telah mati maka bakarlah saya kemudian taburkanlah saya di angin di lautan.
Demi Allah jika Allah kuasa atas saya niscaya Dia menyiksa saya dengan siksaan
yang belum pernah untuk menyiksa makhlukNya seorangpun". Beliau bersabda : "Maka
keluarganya melaksanakannya. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada segala sesuatu
yang telah memungutnya barang sedikit : "Tunaikanlah apa yang telah kamu
pungut". Tiba-tiba dia berdiri (hidup lagi = Pen). Allah Azza wa Jalla berfirman
: "Apakah yang mendorong berbuat (berpesan) itu ?" Ia menjawab : "Takut
kepadaMu". Maka Allah mengampuni-Nya. (Hadits ditakhrij
oleh An Nasa'i).
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw, beliau
bersabda : "Ketika kematiannya hampir tiba ia berpesan kepada anakanaknya
dengan berkata : "Jika saya telah mati maka bakarlah saya kemudian lumatkanlah
saya dan tebarkanlah saya di angin di lautan. Demi Allah jika Tuhanku mampu
atasku niscaya Dia menyiksa saya dengan siksaan yang tidak pernah untuk menyiksa
seseorangpun". Beliau bersabda : "Mereka melaksanakannya, Allah berfirman kepada
bumi : "Tunaikanlah apa yang telah kamu pungut". Tiba-tiba ia berdiri, Allah
berfirman kepadanya : "Apakah yang mendorongmu untuk melakukan hal itu ?". Ia
menjawab. "Takut kepadaMu atau khawatir kepadaMu wahai Tuhanku". Maka Allah
mengampuninya. (Haditsd ditakhrij oleh Ibnu Majah).