1. Kewajiban
bersuci ketika salat
2. Cara wudu dan
kesempurnaannya
-
Hadis riwayat Usman
bin Affan ra.:
Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh
kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari
hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya
sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap
kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu
juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudu
seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara
wuduku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak
berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.
(Shahih Muslim No.331)
3. Keutamaan
wudu dan salat sunat wudu
4. Wudu Nabi
saw.
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra.:
Dia pernah diminta berwudu
seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta air sebejana, kemudian menuangkannya
pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. Setelah itu ia masukkan
tangannya lalu mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu
telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya
lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Setelah itu
memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh kedua tangannya
sampai siku masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu mengeluarkannya,
kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua tangannya ke depan lalu ke
belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya sampai mata kaki, dan berkata:
Demikianlah wudu Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.346)
5. Hitungan
ganjil dalam hal menghirup air ke hidung dan beristinja dengan batu
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara
engkau beristinja dengan batu, hendaklah beristinja dengan hitungan ganjil dan
apabila berwudu lalu memasukkan air ke hidung, hendaklah mengeluarkannya.
(Shahih Muslim No.348)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara
engkau bangun tidur, hendaklah mengeluarkan air dari hidungnya (istintsar) tiga
kali, karena setan itu menginap di batang hidungnya. (Shahih Muslim
No.351)
6. Wajib
membasuh kedua kaki dengan sempurna
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umru ra., ia berkata:
Bersama Rasulullah saw. kami kembali dari
Mekah menuju Madinah. Ketika kami berada pada sebuah oase di tengah jalan,
beberapa orang tergesa-gesa menunaikan salat Asar. Mereka berwudu dengan
tergesa-gesa. Lalu kami dekati mereka, tampak tumit mereka tidak terkena air,
maka Rasulullah saw. bersabda: Siksa neraka bagi (pemilik) tumit itu.
Sempurnakanlah wudu kalian. (Shahih Muslim No.354)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. melihat seorang lelaki tidak membasuh kedua
tumitnya, beliau bersabda: Siksa neraka, bagi para pemilik tumit. (Shahih Muslim
No.356)
7. Sunat
memperluas basuhan dari yang wajib, seperti membasuh muka lebih luas, tangan,
kaki
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kalian adalah
orang-orang yang memiliki cahaya muka, cahaya tangan dan cahaya kaki pada hari
kiamat, karena penyempurnaan wudu. Maka barang siapa di antara kalian yang
mampu, hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut. (Shahih Muslim
No.362)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. menziarahi kuburan. Beliau berdoa:
"Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu, hai kaum yang mukmin dan kami,
insya Allah akan menyusulmu". Aku senang apabila aku dapat bertemu dengan
saudara-saudaraku. Para sahabat bertanya: Bukankah kami saudara-saudaramu, wahai
Rasulullah? Beliau menjawab: Engkau adalah sahabat-sahabatku, sedang saudaraku
adalah orang-orang yang belum datang setelahku. Mereka bertanya lagi: Bagaimana
engkau dapat mengenal umatmu yang belum datang di masa ini? Beliau bersabda:
Tahukah engkau, seandainya ada seorang lelaki memiliki kuda yang bersinar muka,
kaki dan tangannya kemudian kuda itu berada di antara kuda-kuda hitam legam,
dapatkah ia mengenali kudanya? Mereka menjawab: Tentu saja dapat, wahai
Rasulullah. Beliau bersabda: Sesungguhnya umatku akan datang dengan wajah, kaki
dan tangan yang bersinar, bekas wudu. Aku mendahului mereka datang ke telaga.
Ingat! Beberapa orang akan dihalang-halangi mendatangi telagaku, sebagaimana
unta hilang yang dihalang-halangi. Aku berseru kepada mereka: Kemarilah! Lalu
dikatakan: Sesungguhnya mereka telah mengganti (ajaranmu) sesudahmu. Aku
berkata: Semoga Allah menjauhkan mereka. (Shahih Muslim No.367)
8. Siwak
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seandainya aku tidak khawatir
akan memberatkan orang-orang beriman (dalam hadis riwayat Zuhair, umatku),
niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan salat. (Shahih Muslim
No.370)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Aku mendatangi Nabi saw. sementara ujung siwak berada
di mulut beliau. (Shahih Muslim No.373)
-
Hadis riwayat
Hudzaifah ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. bangun untuk melakukan
salat tahajjud, beliau menggosok giginya dengan siwak. (Shahih Muslim
No.374)
9. Karakter
fitrah alami
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Fitrah itu ada lima, atau ada
lima perkara yang termasuk fitrah; berkhitan; mencukur rambut kemaluan; memotong
kuku; mencabut bulu ketiak dan menggunting kumis. (Shahih Muslim No.377)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Potonglah kumis dan panjangkanlah
jenggot. (Shahih Muslim No.380)
10. Cebok dan
adab buang air
-
Dari Abu Ayyub
Al-Anshari ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila engkau ke WC, janganlah
menghadap kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar,
tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat. (Shahih Muslim No.388)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra. bahwa ia berkata:
Banyak orang berkata: Apabila engkau
duduk buang hajatmu, janganlah menghadap kiblat atau Baitulmakdis. Abdullah
berkata: Aku pernah naik ke loteng rumah, aku melihat Rasulullah saw. duduk
berjongkok buang hajat di atas dua buah batu dengan menghadap ke Baitulmakdis.
(Shahih Muslim No.390)
11. Larangan
beristinja dengan tangan kanan
12. Menggunakan
tangan kanan dalam bersuci atau lainnya
13. Beristinja
dengan air dari buang hajat
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah memasuki kebun, diikuti seorang
anak muda yang membawa kendi, ia paling muda di antara kami, lalu anak muda itu
meletakkan kendinya dekat pohon bidara. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan
hajat beliau menemui kami lagi. Tadi beliau beristinja dengan air. (Shahih
Muslim No.398)
14. Mengusap
sepasang khuf (sepatu kulit)
-
Hadis riwayat Jarir
bin Abdullah ra.:
Dari Hammam, ia berkata: Jarir pernah buang air kecil,
kemudian berwudu dan mengusap sepasang khufnya. Lalu ia ditanya: Engkau
melakukan hal itu? Dia menjawab: Ya, aku pernah melihat Rasulullah saw. buang
air kecil, kemudian berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau. (Shahih Muslim
No.401)
-
Hadis riwayat
Hudzaifah ra., ia berkata:
Aku pernah bersama Nabi saw. tiba di suatu tempat
pembuangan sampah milik suatu kaum. Beliau kencing dengan berdiri, lalu aku
menjauh. Beliau bersabda: Mendekatlah, maka aku mendekat sampai berdiri di dekat
tumit beliau. Kemudian beliau berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau. (Shahih
Muslim No.402)
-
Hadis riwayat
Mughirah bin Syu`bah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa beliau keluar untuk
buang hajat dan Mughirah mengikutinya dengan membawa sekantung air. Setelah Nabi
selesai ia menuangkan airnya. Beliau berwudu dan mengusap kedua khuf beliau.
(Shahih Muslim No.404)
15. Orang yang
akan wudu makruh mencelupkan tangannya yang diragukan kenajisannya ke dalam
wadah (air) sebelum dibasuh tiga kali
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Apabila salah seorang di
antara engkau bangun tidur, janganlah mencelupkan tangannya ke dalam bejana air
sebelum membasuhnya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah tangannya
menginap. (Shahih Muslim No.416)
16. Hukum
jilatan anjing
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila anjing minum
(dengan ujung lidahnya) dalam wadah milik salah seorang di antara kalian,
hendaklah ia membuang airnya kemudian membasuh wadah itu tujuh kali. (Shahih
Muslim No.418)
17. Larangan
kencing pada air tergenang
18. Wajib
membasuh air kencing dan najis-najis lain yang ada di mesjid dan bahwa tanah
dapat disucikan dengan air tanpa harus menggalinya
-
Hadis riwayat Anas
ra.:
Bahwa seorang badui kencing di mesjid, lalu sebagian sahabat
menghampirinya. Rasulullah saw. bersabda: Biarkan, jangan engkau hentikan. Anas
berkata: Ketika orang itu telah selesai, Nabi saw. meminta seember air, lalu
menyiramkannya pada tempat kencing itu. (Shahih Muslim No.427)
19. Hukum air
kencing bayi yang masih menyusu dan cara membasuhnya
-
Hadis riwayat
Aisyah istri Nabi ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah didatangi orang-orang yang
membawa beberapa bayi, kemudian beliau mendoakan dan menyuapi mereka. Lalu
seorang anak kencing dan mengenai beliau. Lantas beliau meminta air dan
menuangkannya pada air kencing tadi dan tidak mencucinya. (Shahih Muslim
No.430)
-
Hadis riwayat Ummu
Qais binti Mihshan ra.:
Bahwa ia datang kepada Rasulullah saw. dengan
membawa putranya yang belum pernah makan makanan, kemudian meletakkannya di
pangkuan beliau, lalu bayi tersebut kencing. Beliau hanya menyiramnya dengan
air. (Shahih Muslim No.432)
20. Hukum mani
(sperma)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Dari Alqamah bahwa seseorang datang kepada Aisyah, kemudian
Aisyah berkata: Seandainya engkau melihat mani, maka engkau cukup mencuci
tempatnya saja, kalau engkau tidak melihatnya, engkau siram air di sekitarnya.
Aku pernah mengerik mani pada pakaian Rasulullah saw. dengan sekali kerik,
kemudian beliau memakainya untuk salat. (Shahih Muslim No.434)
21. Najisnya
darah dan cara membasuhnya
-
Hadis riwayat Asma
ra., ia berkata:
Seorang wanita datang kepada Nabi saw., ia berkata: Salah
seorang di antara kami, pakaiannya terkena darah haid. Apa yang harus
dilakukannya? Beliau bersabda: Mengerik darah itu, lalu menggosoknya dengan air,
kemudian dibasuh. Setelah itu ia boleh salat dengan pakaian tersebut. (Shahih
Muslim No.438)
22. Dalil
najisnya air kencing dan kewajiban membersihkannya
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan,
lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun
bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba,
sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air
kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi
dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang
satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat
meringankan siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)