Tampilkan postingan dengan label Shahih Adabul Mufrad. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Shahih Adabul Mufrad. Tampilkan semua postingan

4. Berbicara Lemah Lembut Kepada kedua Orang Tua

4. Berbicara Lemah Lembut Kepada kedua Orang Tua
Sebelumnya  MENU  Selanjutnya


6/8. Dari Thaisalah bin Mayyas, dia berkata, 
٦/٨  كُنْتُ مَعَ النَّجَدَاتِ، فَاَصَبْتُ ذُنُوْبًا لاَ أَرَاهَا اِلاَّ مِنَ الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لاِبْنِ عُمَرَ قَالَ: مَا هِيَ؟ قُلْتُ: كَذَا وَكَذَا؟ قَالَ: لَيْسَتْ هَذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ تِسْعٌ : اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ نَسْمَةٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَاِلْحَادُ فِي الْمَسْجِدِ، وَالَّذِي يَسْتَسْخِرُ، وَبُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ قَالَ لِي ابْنُ عُمَرَ: أَتُفِرَّقُ مِنَ النَّارِ وَتُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: أَىْ وَاللهِ! قَالَ: أَحَىُّ وَالِدُاكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِي أُمِّى، قَالَ: فَوَاللهِ! لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلاَمَ وَأَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ  

"Aku bersama orang-orang keturunan Najdah bin Amir Al Khariji, yang membuat aku banyak melakukan dosa-dosa besar. Kemudian aku melaporkannya kepada Ibnu Umar, seraya bertanya, "Apa dosa-dosa itu?" Aku menjawab, "Ini dan itu." Ibnu Umar berkata, "Itu tidak termasuk dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar itu, ada sembilan, yaitu menyekutukan Allah, membunuh orang, lari dari peperangan, menuduh zina kepada wanita mukmin, memakan harta riba, mengambil harta anak yatim, melenceng di masjid, orang yang suka menghina (mengejek), dan (menyebabkan) orang tua menangis karena durhaka (kepada keduanya)." Ibnu Umar berkata, kepadaku, "Apakah engkau takut dari neraka dan ingin masuk surga?" Saya berkata, "Apa benar, demi Allah?," Ibnu Umar berkata, "Apakah orang tuamu masih hidup?" Saya menjawab, "Ibu saya masih hidup." Ibnu Umar berkata, "Demi Allah! sekiranya engkau berbicara lemah lembut kepadanya dan memberi makan kepadanya, maka niscaya engkau benar-benar akan masuk surga selama dosa-dosa besar itu dijauhi."
Shahih, dalam kitab Ash-Shahihah (2898). 7/9. Dari Urwah berkata, 
٧/۹ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ): لاَ تَمْتَنِعْ مِنْ شَيْءٍ أَحَبَّاهُ 

(Dan rendahkanlah dirimu kepada keduanya karena sayang). (Qs. Al-Israa* (17): 24): "Janganlah menghalangi sesuatu yang dicintai oleh keduanya." Shahih sanadnya.

3. Berbuat Baik Kepada Bapak




5/5. Dari Abu Hurairah, dia berkata.

٥/٥ قِيْلَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ مَن أَبَرُّ؟ قَالَ: أَمَّكَ، قاَلَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ،[ثُمَّ عَادَ الرَّابِعَةَ فَ] قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أَبَاكَ.  

Ditanyakan (kepada Rasulullah), "Wahai Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam! Siapa yang harus aku perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Lalu dia bertanya, "Lalu siapa?" Pertanyaan ini diulanginya hingga empat kali, dan Rasulullah menjawab, "Ayahmu".

Shahih, dalam kitab Al Irwa (837), Adh-Dha'ifah (4992), (Bukhari, 78 Kitabul Adab, 2. Bab Man Ahaqqun-Nasi Bihusnish-Shahabah, Muslim, 45- Kitab Al Birru wash-Shilah wal Adab, hadits 1, 2, dan 3).

2. Berbuat baik kepada Ibu



3/3. Dari Bahaz bin Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, aku berkata,

۳/۳   يَا رسول الله مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ : أُمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبّرُّ؟ قَالَ : أّمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أَبَاكَ، ثُمَّ اْلأَقْرَبَ فَاْلأَقْرَبَ  
"Wahai Rasulullah! Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya lagi, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Lalu saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?." Rasulullah menjawab, "Bapakmu, kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat."

Hasan, di dalam kitab Al Inva (2232, 829), dan di dalam (Sunan Tirmidzi, 25- Kitab Al Birru wa Ash-Shilat, 1- Bab Ma Ja'a fi Birril-Walidain).
  
4/4. Dari Ibnu Abbas,

٤/٤ أَنَّهُ أَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ: إِنِّى خَطَبْتُ امْرَأَةٌ فَأَبَتْ أَنْ تَنْكِحَنِي، وَخَطَبَهَا غَيْرِى فَأَحَبَّتْ أَنْ تَنْكِحَهُ، فَغِرْتُ عَلَيْهَا فَقَتَلْتُهَا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ: أُمُّكَ حَيَّةٌ؟ قَالَ: لاَ، قَالَ: تُبْ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَقَرَّبْ إِلَيْهِ مَا اسْتَطَعْتَد[قَالَ: عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ:] فَذَهَبْتُ فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ: لِمَ سَأَلْتَهُ عَنْ حَيَاةِ أُمَّهِ؟ فَقَالَ: إِنِّى لاَ أّعْلَمُ عَمَلاً أَقْرَبُ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ بِرِّ الْوَالِدَةِ   
Bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata, "Sesungguhnya aku telah meminang seorang wanita, lalu dia enggan untuk menikah denganku. Kemudian dia dipinang oleh orang lain dan dia menikah dengannya. Akhirnya saya cemburu dengan wanita itu, lalu aku membunuhnya. Apakah (masih) ada taubat bagiku?" Ibnu Abbas bertanya, "Ibumu masih hidup?" Dia menjawab, "Tidak." Ibnu Abbas berkata, "Bertaubatlah kepada Allah Azza wa ]alla, dan mendekatlah kepada-Nya semampu kamu." [Atha' bin Yasar berkata] "Kemudian saya menjumpai Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya, 'Mengapa engkau bertanya tentang ibunya?7 Ibnu Abbas menjawab, 'Sesungguhnya aku tidak mengetahui suatu amalan yang lebih dekat kepada Allah Azza wa Jalla dari pada berbuat baik kepada Ibu'."
Shahih, dalam kitab Ash-Slmhihah (2799)

l. Firman Allah




Kami perintahkan manusia agar berbuat baik
kepada kedua orang tuanya." -1
1/1. Dari Aim Amr Asy-Syaibani, dia berkata, "Pemilik rumah ini meriwayatkan kepadaku -sambil memberikan isyarat dengan tangannya ke rumah Abdullah- dia berkata,

۱/۱  سَأَلْتُ النبي صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ : الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ، قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادِ فِي سَبِيْلِ اللهِ قَالَ : فَحَدَّثْنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتّزَدْتُهُ لَزَادَنِى  

'Saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi xoasallam, "Apakah perbuatan yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla?." Nabi menjawab, "Shalat pada waktunya". Kemudian saya bertanya lagi, "Lalu apa?." Rasulullah menjawab, 'Kemudian berbuat baik kepada kedua orang tad'. Lalu saya kembali bertanya, "Lalu apa?" Rasulullah menjawab, "Kemudian jihad dijalan Allah'." Abdullah berkata, 'Rasulullah menerangkan perkara tersebut kepadaku. Sekiranya aku meminta tambahan kepadanya, maka niscaya beliau akan menambahnya untukku.'"

Shahih, disebutkan di dalam kitab Al Inua* (1197), (Bukhari, 9. Kitab Mawaqitush-Shalat, 5- Bab Fadhlus-Shalati li Waqtiha. Muslim, 1-Kitab Al Iman, hadits 137,138,139 dan 140)
2/2. Dari Abdullah bin Umar, dia berkata,
 ٢/٢ رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ 
 "Ridha Tulian terletak pada ridlta kedua orang tun dan kemurkaan Tuhan terletak pada kemurkaan kedua orang tua".

Hasan mauquf dan shahih marfu' didalam kitab Ash-Shahihah (515).
l. Firman Allah
Sebelumnya Main